Sunday 22 May 2011

jangan jual ikan....INGAT!!!!!!----selfish-----




*** KISAH PERANGKAP TIKUS*** (RENUNGAN)

Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan istrinya, saat membuka sebuah bungkusan. Ada mainan fikirnya. Tapi dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan, “Awas ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati ada perangkap tikus di dalam rumah!”




Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap mencakar tanah, mengangkat kepalanya dan berkata. ‘Ya, maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu memang ini masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tidak ada masalah. Jadi jangan buat aku sakit kepala lah.”

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, “Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di dalam rumah!”




‘ia? aku simpati dengan kabar ini.” Si kambing cuba menenangkan dengan penuh simpati. “Tetapi tidak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdo’a. Yakinlah, kamu senantiasa ada dalam do’a-do’aku!”

Tikus kemudian berbelok menuju si sapi.‘Oh! Sebuah perangkap tikus?” jadi saya dalam bahaya besar ya?” kata sapi sambil ketawa, berteleran air liur.





Jadi tikus itu kembalilah ke rumah dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa sungguh-sungguh sendiri.

Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menagkap mangsa. Istri petani berlari melihat apa saja yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematok tangan istri petani itu. Petani itu bergegas membawanya ke rumah sakit.

Si istri kembali ke rumah dengan tubuh mungil, demam. Dan sudah menjadi kebiasaan di keluarga petani, setiap orang sakit demam, ubat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itupun mengasah pisaunya, dan pergi ke kandang, ,mencari ayamnya untuk jadi menu utama supnya.

Tapi, bisa itu sungguh tajam, si istri tak kunjung sembuh. Banyak tetangga yang datang memenuhi ke rumahnya. Iapun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa kambing di kandang itu dijadikan gulai. Tapi itu tidak cukup, bisa itu tak dapat dirawat. Si istri mati, dan berpuluh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga kenduri arwah. Tak ada cara lain, sapi di kandang itupun dijadikan santapan untuk puluhan rakyat dan tetamu

Shabat,....... apabila kita mendengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan kita fikir masalah itu tidak ada kaitannya dengan kita sadarilah bahwa kita tidak hidup sendiri, ingatlah hikmah kisah di atas.

Sikap mementingkan diri sendiri dan mengacuhkan masalah orang lain yang memerlukan pertolongan kita ternyata lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya.

Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh 
(disalin dari buku : Kisah Kisah Renungan dan Motivasi)